Jiwa seorang pemimpin

jQuery Auto Image CaptionPahit ditelan sendiri demi kebaikan semua yang memberikan tanggung jawab memimpin. Maka dari situ muncullah jiwa seorang pemimpin yang tegar. Mata, penglihatan dan lidahnya seperti telah melewati batas manusia normal. Dengannya, dia mampu mendengar lebih dari apa yang orang lain tangkap. Dia pun mampu melihat walaupun hal yang kecil lagi sepele. Dan dia mampu mengungkapkan hal-hal yang singkat namun sarat akan makna mengayomi.

Hanya sedikit dari mereka yang mampu bertahan menjadi pemimpin pilihan. Mereka kebanyakan mundur atas tanggung jawab yang sebenarnya. Bahkan ada yang masih memimpin namun melupakan ketajaman inderanya akan jiwa kepemimpinannya.

Namun, masih ada diantara kita yang mampu mengayomi negeri ini. Dialah yang mau menelan rasa pahit sendiri dan membagikan rasa bahagia ke seluruh rakyatnya. Diasudi tidur beralaskan lantai demi mereka yang dibelanya, dan rela memejamkan mata hanya sejenak dan bangun kembali membela rakyatnya.

Masih ada orang yang bisa memimpin negara kita. Yang dengan segala tenaganya mengembangkan dan menggerakkan semua SDM dan SDA demi terpenuhinya kehidupan bermasyarakat dan beragama.

Pemimpin itu jiwanya ada dalam spiritualitas yang tinggi. Baginya, tak ada materi yang berharga selain senyum di bibir rakyatnya. Baginya, kematian dirinya akan bermakna jika tidak ada lagi rakyatnya yang menangis dikarenakan kelaparan dan kemiskinan baik materi maupun moril. Hingga pada akhirnya, hanya air mata rakyatnya yang mampu melepas kepergian beliau menuju surga kepemimpinannya di akherat kelak.

Rakyat pun akhirnya belajar, bahwa, manusia itu memiliki jiwa yang sangat tinggi. Yang mampu menembus langit memohonkan berkah untuk rakyat dan negaranya, sehingga kita semua tidak perlu lagi pusing mencari lapangan pekerjaan, karena, pada dasarnya pekerjaan itu selalu siap untuk anak-anak bangsa. Berbahagialah para Ayahanda-ayahanda, berbahagialah para Ibunda-ibunda pertiwi. Anakmu, kini berjuang mewujudkan cita-citanya, di bawah naungan seorang pemimpin suri tauladan. Semoga kita berkumpul dalam kelompok orang-orang yang terpimpin. Amin

Niat yang baik…

jQuery Auto Image Caption
As-shufi–Niat yang baik akan menghasilkan kebaikan pula. Kita hanya mampu berbuat dengan awal yang baik berupa penyatuan pikiran dan perasaan dalam satu niat yang utuh. Ada pun tanggapan orang lain akan menjadi pihak kedua dalam penentuan hasil yang terbaik itu. Karena, sesungguhnya protes orang lain merupakan satu kesatuan pada pencapaian hasil yang terbaik.

Manusia harus saling mengasah diri kepada manusia lainnya. Maka keterlibatan orang lain dalam siklus hidup kita merupakan kajian tingkat tinggi dalam hidup kita. Disitulah letak titik tersulit dalam menjalani hidup, hidup bersosialisasi.Karena, setiap individu merupakan seorang yang unik, dimana masing-masing memiliki kepribadian pikiran berbeda-beda,sehingga dalam penyatuan sikap amatlah sulit tercapai. Maka dari itu, seorang pemimpin akan mengembalikan sikapnya pada niatnya. Insya Allah dari niatnya yang ikhlas, akan mengantarkannya pada jalan yang sebaik-baiknya untuk semua individu yang dipimpinnya.

Semua insan diantara kita, jika telah masuk dalam zona masyarakat maka sudah merupakan kewajiban yang nikmat untuk menjadi diri sendiri dalam menghubungkan satu keinginan dengan keinginan yang lain. Disitulah letak kebahagiaan bermasyarakat dimana kita ingin mewujudkan kedamaian madani, karena cerminan akherat ada di dunia ini. Kita harus mampu memahami keseimbangan akan hubungan manusia dan hubungan dengan Allah SWT. Kuasai diri dengan niat yang baik. Assalam.

http://rcm.amazon.com/e/cm?t=thesecrettofi-20&o=1&p=8&l=bpl&asins=B002OAQBSO&fc1=000000&IS2=1&lt1=_blank&m=amazon&lc1=0000FF&bc1=000000&bg1=FFFFFF&f=ifr

Ingin merubah cara berpikir? Bersedekahlah!

jQuery Auto Image CaptionAs-Shufi/Hikmah 17 Ramadhan 1431H–Banyak hal yang belum kita mengerti di dunia ini. Maka dari itu kita belumlah pantas berpuas diri akan ilmu yang telah dicapai. Masih banuak gerbang-gerbang rahasia ilmu yang harus kita buka. Dan gerbang tersebut hnya bisa dibuka oleh insan yang memiliki proses berpikir yang matang. Untuk itu, mulai sekarang kita harus merubah pola pikir kita. Apakah semudah itu kita berubah? Jawabannya tentu tidak. Ada suatu unsur katalis dimana proses perubahan itu cepat terwujud. Dan hal inilah yang merupakan salah satu konsep Islam yang sangat ampuh. Konsep tersebut adalah SEDEKAH.

Sedekah di jalan yang benar akan membuka pintu-pintu kesadaran tingkat tinggi dari insan untuk melihat gerbang ilmu kebijaksanaan yang masih terkandung di dalam alam ini. Bukanlah omong kosong dari konsep sedekah ini. Sedekah mampu menarik perubahan saat itu juga. Anda memiliki banyak persoalan hidup, jiwa atau pendidikan maka belajarlah sedekah yang kontinu.

Sedekah mampu menyelamatkan walau pun dia seorang pencuri. Apalagi kita seorang yang beriman. Fokuskan pada sedekahnya dan biarkan semesta yang membalas energi yang kita keluarkan dengan energi positif yang lebih besar. Dan yakin saja, energi ini akan membuat hidup Anda lebih hidup.

Tak sekedar basa-basi, Allah SWT memang telah menggariskan manfaat bagi mereka yang senang bersedekah.

Konsep sedekah ini mampu merubah frekuensi kerja dari otak kita sehingga beresonansi dengan kebaikan di alam sekitar sehingga pikiran kita dapat lebih memahami banyak hal dan tentu saja akan mampu merubah banyak hal pula. Mulailah dari bersedekah kepada siapa saja yang menurut Anda membutuhkan uluran tangan kalian dan rasakan energi yang ditimbulkannya saat itu juga.

http://rcm.amazon.com/e/cm?t=thesecrettofi-20&o=1&p=8&l=bpl&asins=B0032CJITC&fc1=000000&IS2=1&lt1=_blank&m=amazon&lc1=0000FF&bc1=000000&bg1=FFFFFF&f=ifr

Kuatkan dirimu, dengan Pikiran yang Bersinar

jQuery Auto Image CaptionPikiran senantiasa menunggu respon dari perasaan kita. Pikiran siap mengolah segala bentuk materi yang diberikan oleh hati kita. Apa pun itu, pikiran memang telah ditetapkan sedemikian rupa untuk menjadi pelaku utama dalam menanggapi setiap petunjuk Tuhan kepada manusia. Maka, kekuatan manusia akan tergambar dari bagaimana cara mereka berpikir.

Banyak orang meninggalkan cara-cara berpikir kritis. Kebanyakan dari kita menerima setiap info secara bulat-bulat sehingga fungsi kontrol kekuatan berpikir menjadi lemah dengan sendirinya dan hal ini membuat manusia begitu cepat merasa tua. Dan jika perasaan tua yang menjadi fokus maka pikiran akan cepat meresponnya dengn mematikan sebagian saklar genius otak kita dan mengarahkan otak kita untuk menerima paksa keadaan “tua” tersebut meliputi lupa dan pikun.

Sugesti diri dari awal akan hidup yang cemerlang. Hidup yang kuat adalah hidup yang dibarengi pikiran yang senantiasa bersinar, menjadi panutan setiap orang, selalu ada pada setiap aspek kehidupan dan senantiasa terlibat pada aktivitas peningkatan sumber daya manusia dan akhirnya muncullah bibit-bibit generasi khalifah di muka bumi.

Belajar, untuk hidup lebih lama

http://silfianaelfa.files.wordpress.com/2009/12/waktu.jpgManusia ternyata setelah diteliti akan mengalami penurunan energi akan hidup dikarenakan mereka berhenti sedikit demi sedikit untuk belajar. Belajar apa pun itu. Mereka menerima takdir waktu secara mentah-mentah bahwa waktu itu mengatur usia kita, kapan kita dibutuhkan dan kapan kita dibuang dalam arti pensiun. Padahal di satu sisi, unsur dalam diri dan tubuh kita selalu mengalami perbaikan setiap saatnya. Sepanjang usia kita berjalan, selama Tuhan belum mencabut titipan nya, maka kita masih memiliki waktu untuk tetap sehat, bugar dan selalu berpotensi untuk mengubah dunia ini.

Membatasi diri dengan rasa tua maka rasa tua itu akan cepat datangnya dan akan terlihat pada penurunan aktivitas. Aktivitas yang paling berpengaruh adalah belajar. Sebanyak 30% pengaruh yang ditimbulkan, dan yang lainnya adalah mengatur makanan dan olahraga minimal sekali sepekan.

Tak ada yang melarang kita untuk belajar. Belajar akan sesuatu hal akan merangsang pertumbuhan otak kita. Masih banyak ruang kosong dalam otak kita ini untuk diisi sesuatu hal yang baru. Berkembangnya otak akan mengurangi faktor lupa dan pikun sehingga segala informasi di masa tua akan tetap terjaga dan dapat di akses kapan pun.

Usia produktif manusia dibatasi oleh pemerintah hanya berada pada batas 50 tahun, sungguh sangat sedih sekali. Padahal hingga 100 tahun pun seseorang masih bisa melakukan aktivitas normal. Luar biasa jika kita semua sepakat untuk membentuk insan yang kokoh terhadap perubahan zaman. Cukup menyempatkan diri untuk belajar maka akses awet muda akan selalu berirama dengan keinginan kita untuk hidup lebih lama dalam kebahagiaan dan kelimpahan. Ayo buat tombol “Mari Belajar” pada setiap benda di dekat kita dan tekan setiap saat Anda butuhkan.

ILMU yang telah terikat…

Assalam. Ilmu yang telah terikat merupakan wujud dari sebuah tulisan ilmiah. Ada apa dengan hal itu? Hati-hati, dari setiap tulisan yang kita buat, pastilah akan ada yang membacanya dan sadar atau tidak yang membacanya pastilah akan membandingkan dengan pemahaman ilmunya yang jika apa yang Anda tuliskan jauh lebih tinggi tingkat pemahamannya maka Anda telah mengajak orang tersebut masuk dalam alam pikiran Anda yang tentu saja telah berbeda zaman akibat perubahan waktu sehingga Anda telah memasukkan doktrin hebat ke dalam pikirannya. Mungkin maksud kita baik tetapi tulisan yang tidak utuh akan mengundang kesalahpahaman orang yang membacanya dan ini bisa saja memicu sebuah perang dunia dan perang spiritualitas.

Namun, di sisi lain, kita hanya mampu mengukir ilmu itu dalam tulisan, adapun kesalahpahaman orang mengartikannya mungkin akan dikembalikan kepada tingkat kecerdasan orang yang membacanya, dengan kata lain kita telah lepas tanggung jawab secara moril dari manfaat ilmu itu. Namun yang perlu sedikit dihindari adalah tulisan tentang pertentangan sebuah pemahaman. Saya yakin, teman-teman yang merasa benar akan sebuah pemahaman, sufisme misalnya, teman-teman mungkin menganggap hal itu sebuah tindakan bid’ah akan tetapi disaat kita pertemukan dalam sebuah forum silatuhrahmi (forum diskusi), antara mereka yang menentang dan yang ditentang ternyata sama saja, tidak ada perbedaan. Maka dari itu, pertentangan itu bagusnya mungkin cukup kita selesaikan secara sosial dan bermasyarakat. Karena apapun nama golongan kita akan tetapi, Tuhan, Nabi dan Kitab kita Sama,maka dari itu, lebih baik kita melihat hidup itu sebagai jalan panjang menuju kesempurnaan iman di akhirat kelak.

Semoga ilmu itu terjaga kebenarannya dan kita senantiasa dapat kembali ke jalan benar jika kita suatu hari kita tersandung dan jatuh ke dalam kemaksiatan.

http://rcm.amazon.com/e/cm?t=thesecrettofi-20&o=1&p=8&l=bpl&asins=B000P9ZBFA&fc1=000000&IS2=1&lt1=_blank&m=amazon&lc1=0000FF&bc1=000000&bg1=FFFFFF&f=ifr

Manusia harus memanusiakan yang lain

Mengerti akan hidup tidak akan cukup sekedar mencari materi. Ada dua konsep yang perlu digaris-bawahi. Pertama hubungan manusia dengan penciptanya yang terbentuk dalam spiritual dan yang kedua hunbungan manusia dengan manusia lainnya yang terwujud dalam saling memanusiakan, saling memberikan ruang hidup dan kesadaran yang maksimal bahwa kita hidup harus saling berdampingan.

Manusia yang tidak mampu mewujudkan konsep yang kedua ini maka akan buta hatinya untuk menatap dunia ini dengan penuh cinta dan misi untuk mewujudkan perdamaian.

Namun, kita seharusnya terus belajar untuk menemukan sebuah atau lebih konsep menata kehidupan sosial bermasyarakat kita sehingga tidak perlu lagi ada ketimpangan sosial di dalam masyarakat yang mampu mengundang bahaya laten kejahatan kriminal yang tentunya kembali dapat mengganggu secara global ke masyarakat.

Pendidikanlah yang utama yang harus dimasuki dengan nilai-nilai norma kemanusiaan dan itu harus diterapkan mulai dari rumah melalui seorang ayah dan ibu lalu disuntik oleh para guru di sekolah lalu dimantapkan oleh para pemuka agama. Saya yakin, perdamaian itu ada walapun sulit untuk mewujudkan.

Semoga manusia mampu memanusiakan yang lain sehingga kita semua bisa fokus pada perbaikan hidup menuju kelimpahan dan kebahagiaan. Amin. 

Natural Resource Management: The Human Dimensions (Social Behaviour & Natural Resources)

Hikmah Ramadhan "Mengharamkan yang Halal"

http://1.bp.blogspot.com/_S17ovYCh01Y/TEp0mEMEiPI/AAAAAAAABJY/r_fzoZQebN4/s400/ramadan_devil1.jpgAneh tapi inilah keyataan yang terjadi. Di bulan Ramadhan ini kita dilatih untuk mengharamkan yang halal. Mengapa tidak! Makanan yang halal, istri yang halal harus kita haramkan untuk dimakan dan disentuh.

Harapan atau hikmah yang ingin dicapai adalah, kalau yang halal saja bisa kita haramkan apalagi kalo yang sudah jelas haram pastilah tidak ada kompromi lagi setelah kita keluar dari Ramdahan ini. Ya…Ramadhan adalah bulan latihan, namun bagi saya pribadi, Ramadhan kali ini, mengembalikan dan menyempurnakan proses berpikirku yang sehat dan bermartabat.

Bagi sebagian orang puasa di Bulan Ramadhan hanya akan mengundang penyakit terutama akut magh, namun kenyataannya itu semua hanya sugesti semata yang mengalihkan fokus perasaan dan pikiran kearah yang cenderung ditakutkan.

Hikmah yang lain adalah, pada prinsipnya Ramadhan kali ini mampu mengubah kebiasaan malas saya yang setiap hari menggorogoti hidup saya namun berkat Ramadhan ini segalanya terselesaikan. Ya…untuk merubah kebiasaan haruslah dengan kebiasaan pula. Ramadhan memberikan kebiasaan yang luar biasa. Dengan modal keyakinan saja, kita mampu menahan lapar dan haus sehingga pikiran tetap jernih dan fokus pada waktu terhadap sikap kita. Sikap harus dijaga, bicara harus dikurangi. Bagaimana caranya, ya dengan puasa.

Semoga Ramadhan kali ini memberikan banyak hikmah untuk kita semua.

Nikmat itu apa?

http://fesabilillah.files.wordpress.com/2007/06/118629.jpgSungguh manusia ingin selalu berada dalam kenikmatan. Banyak waktu yang dilaluinya selama berpuluh-puluh tahun telah membentuk sebuah peradaban yang hebat untuk memformulasikan bagaimana hidup yang serba berkecukupan. Namun, hal itu tidaklah bertahan lama, selama keserakahan itu masih dituruti. Akhirnya, nafsih-nafsih (sendiri-sendiri) lah manusia dalam mengejar hidup yang layak.

Kini, dunia modern tidak lagi menuntut satu pemimpin khalifah. Saat ini, kita dituntut untuk menjadi pemimpin diri sendiri. Menuntut diri sendiri untuk mencari dan mendefenisikan sendiri arti dari kenikmatan hidup.

Hidup tidak harus berhenti pada kematian yang menyengsarakan. Namun, mati dalam berkelimpahan adalah sebuah usaha dan impian menuju ke arah tersebut. Seperti menari diatas air, mengejar impian yang tidak jelas kepastiannyaa hanya akan membuat arti kenikmatan itu buyar di tengh perjalanan hidup.

Ada atau tidak nikmat itu dalam hidup, tergantung kita memaknai kehadirannya. Manusia memang banyak menuntut, namun untuk bisa mengerti satu individu saja merupakan suatu usaha yang sulit apalagi jika kita ingin memimpin seribu individu dalam 1000 umat.

Usaha berakhir pada hasil, akhirnya kenikmatan itu turun dari langit bersama dengan para malaikat, untuk menjemput siapa yang dikehendaki-Nya.

Hidupmu menjemukkan? Rubahlah!

http://adamdharma.files.wordpress.com/2008/04/538906859_64bb3d7248.jpgMengapa kita harus mempertahankan sesuatu yang membuat kita sesak napas di dalamnya, sedangkan alam ini diciptakan untuk manusia begitu luas dan padat. Berpindahlah! Tinggalkan kebiasaan lamamu. Mulai sekarang, hidup yang menjemukkan, selamat tinggal, karena Anda, mulai saat ini, telah berubah. Selamat.

Bagaimana langkah awal kita berubah? Pertama ubah perasaan kita saat ini! Karena perasaan yang terarah menenangkan akan membuat pikiran kita menjadi tenang pula. Pikiranlah pokoknya, jika pikiran sudah tenang, maka persepsi kita dalam melihat permasalahan hidup akan menjadi tenang dan fokus, sehingga hal ini akan merubah perilaku kebiasaan kita yang pada akhirnya akan membentuk sebuah karakter insan madani yang kuat, maka secara otomatis setiap kita melangkah maka kebaikan, kelimpahan dan kebahagiaanlah yang selalu tertarik ke arah kita. Subhanallah.

Jadi intinya adalah perasaan. Karena perasaan begitu mudah berubah dan terkadang sulit dikontrol dan malahan kita tidak menghiraukannya, sehingga setiap hari dalam hidup kita hanya masalah yang selalu kita hadapi. Padahal, “orang tua kita dulu” selalu menghimbau kita untuk sebelum melakukan sesuatu, perbaikilah perasaan kita dahulu.

Anda harus menjadi tuan dalam hidup Anda sendiri. Tolaklah masalah dan tariklah solusi setiap saat.

Semoga, kita bertemu dalam suka selalu. Amin.